Evaluasi Pelaksanaan Pengukuran dan Intervensi Serentak Percepatan Penurunan Stunting di Puskesmas Rumbai
Reporter : Nindi Rabu, 18/09/2024 - 22:05:34 WIB
TERKAIT:
PEKANBARU, Riaukita - Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Riau yang diwakili Ketua Tim Kerja Hubungan Antar lembaga, Advokasi, KIE dan Kehumasan, Sri Wahyuni hadiri kegiatan Evaluasi pelaksanaan pengukuran dan intervensi serentak percepatan penurunan stunting di Puskesmas Rumbai, Kota Pekanbaru, Rabu (18/9/24).
Kegiatan dihadiri langsung oleh Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Riau, SF Hariyanto. Beliau menghimbau agar pelaksanaan pengukuran dan penimbangan serentak diiringi dengan pemantauan dan evaluasi yang berkelanjutan.
Hal ini guna memastikan intervensi tersebut menghasilkan perubahan yang diharapkan.
Diketahui berdasarkan hasil SKI tahun 2023, prevalensi stunting di Provinsi Riau mengalami penurunan dari 17 persen menjadi 13,6 persen.
Meskipun begitu, harapannya jangan lengah dan cepat berpuas diri. Sebab masih didapati beberapa Kabupaten/Kota di Provinsi Riau yang memiliki angka prevalensi stunting diatas target nasional yaitu 14 persen.
Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov )Riau, SF Hariyanto menginstruksikan agar seluruh kader-kader Posyandu yang ada di Provinsi Riau memiliki kualifikasi keterampilan dasar layanan kader kesehatan bagi masyarakat.
Seperti melakukan pencatatan, pelaporan, penimbangan, pengukuran, dan melakukan penyuluhan mengenai berbagai macam program kesehatan kepada ibu hamil dan ibu balita.
“Kita perlu memastikan seluruh kader Posyandu memiliki kemampuan dalam meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya nutrisi dan akses ke layanan kesehatan,” kata SF Hariyanto di Puskesmas Rumbai Pesisir. Rabu, (18/9/2024).
Apalagi menimbang dalam waktu dekat Kementerian Kesehatan RI akan melakukan kegiatan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) ke seluruh Posyandu yang ada di Kabupaten/Kota se-Provinsi Riau.
Untuk itu, Sekdaprov Riau menghimbau agar dalam pelaksanaan pengukuran dan penimbangan serentak tersebut wajib diiringi dengan pemantauan dan evaluasi yang berkelanjutan. Hal ini guna memastikan intervensi tersebut menghasilkan perubahan yang signifikan.
Dilaporkannya, berdasarkan hasil survei kesehatan Indonesia tahun 2023, prevalensi stunting di Provinsi Riau mengalami penurunan, dari yang awalnya 17 persen menjadi 13,6 persen.
Namun begitu, SF Hariyanto berpesan agar Pemerintah Daerah tak cepat berpuas diri. Sebab dirinya masih mendapati beberapa Kabupaten/Kota di Provinsi Riau yang memiliki angka prevalensi stunting diatas target nasional yaitu 14 persen.
“Kita akan fokus pada pencapaian dan peningkatan mutu intervensi spesifik dan sensitif. Pastikan agar semua ibu hamil dan balita menerima dukungan yang mereka butuhkan untuk menghindari risiko stunting,” tutup SF Hariyanto.