PEKANBARU,Riaukita - Bertempat di Gedung Serbaguna Kabupaten Rokan Hilir kegiatan Forum Koordinasi Percepatan Penurunan Stunting dihadiri langsung oleh Bupati Rokan Hilir Afrizal Sintong, selain itu juga hadir Wakil Bupati, Ketua DPRD , Forkopimda, Kejari, Kapolres , Dandim, Sekda, Asisten , Kepala OPD KB, Kemenag, BPS, Tim Percepatan Penurunan Stunting dan Satgas Stunting.
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Riau Mardalena Wati Yulia menyampaikan target pemerintah adalah menurunkan angka stunting nasional adalah 14% pada tahun 2024 dan mewujudkan Indonesia emas pada tahun 2045.
Sumber Daya Manusia yang berkualitas pada bonus demografi yang sejalan dengan visi Gubernur Riau yaitu mewujudkan generasi yang berdaya saing.
Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia tahun 2022 Kabupaten Rokan Hilir mengalami penurunan yang sangat tajam yaitu dari 29,7 persen menjadi 14,7 persen ini membuktikan masyarakat, pemerintah dan swasta berkomitmen untuk menurunkan angka stunting di Kabupaten Rokan Hilir.
“Tetapi kita tidak boleh lengah dan harus terus meningkatkan komitmen itu dengan salah satunya terus mengajak keluarga memantau pertumbuhan balita dengan cara membawa ke posyandu, diharapkan 90 persen balita ditimbang di posyandu,” ucap Mardalena.
Bupati Rokan Hilir Afrizal Sintong menyampaikan sangat menyambut baik kegiatan ini guna mewujudkan cita-cita Presiden Jokowi yang menargetkan angka stunting 14 persen pada tahun 2024, bahkan beliau menginginkan angka stunting 0 persen.
Untuk itu beliau mengharapkan meningkatkan koordinasi kepada semua pihak, sadar akan bahaya stunting, karena stunting tidak bisa disembuhkan.
"Anak yang terkena stunting akan lebih rawan terkena penyakit, bahkan yang paling berbahaya bukan hanya karena tubuhnya yang pendek saja tetapi kecerdasannya pun terganggu dan akan susah bersaing dengan anak yang lain," pungkasnya
