HOME
Jum'at, 29 Maret 2024
Follow:
 
 
Kesuksesan Tertunda, Kenapa Rupanya?

Reporter : Nanda
Selasa, 21/12/2021 - 14:51:46 WIB
Sumber: https://www.freepik.com/photos/people%3EPeople
TERKAIT:
   
 
APAKAH kamu termasuk individu yang masih berjuang untuk menyelesaikan skripsi atau tugas akhir? Sebagai mahasiswa rasanya menyelesaikan skripsi atau tugas akhir, kenapa begitu sulit? Ada aja kendalanya. 

Setelah wisuda, apakah kamu telah mendapatkan pekerjaan? Sebagai lulusan sarjana, keluarga dan lingkungan mempertanyakan kompentisi dirimu untuk mendapatkan pekerjaan sesuai jenjang pendidikan yang dicapai. Setelah mendapatkan pekerjaan, apakah kamu telah mendapatkan pendamping hidup?

Memasuki usia dewasa, rasanya begitu banyak permasalahan yang harus dihadapi.Untuk dapat menjadi bagian dari lingkungan sosial, berbagai tekanan, tuntutan dan target mesti dapat dipenuhi, agar tidak merasa terasingkan. Tahukah kamu perasaan-perasaan yang kamu alami ini merupakan bagian dari quarter life crisis. 

Quarter life crisis merupakan istilah yang berkaitan dengan tahap perkembangan sosioemosional manusia. Seperti namanya krisis seperempat abad ini terjadi pada individu memasuki usia seperempat abad yaitu usia 25 tahun.

Robbins dan Wilter menyebutkan tanda-tanda quarter life crisis diantaranya individu tidak mengetahui keinginan dan tujuan hidupnya, pencapaian yang tidak sesuai harapan, takut akan kegagalan, masih nyaman dengan masa kecil dan masa remaja, takut untuk mengambil keputusan yang tepat, serta cenderung membandingkan pencapaian dan kondisi diri sendiri dengan orang lain sehingga timbul perasaan tidak mampu dan tidak berguna (Robinson: 2013), kehilangan motivasi hidup,  merasa gagal, kehilangan kepercayaan diri dan makna hidup bahkan menarik diri dari pergaulan (Noor H: 2008).

Senada dengan yang sebelumnya, Fansyruri dan kawan-kawan menyatakan bahwa quarter life crisis juga dapat menyebabkan berbagai macam tekanan dan kecemasan tetentu seperti kebimbangan atas pencapaian karir, situsi finansial, serta ketakutan menjalin hubungan bahkan dapat menimbulkan respon stress, cemas, sampai depresi.

Lantas, bagaimana solusi untuk dapat melewati fase quarter life crisis ini? Hal yang pertama yang perlu diperhatikan adalah terkait dengan respon terhadap masalah. Sering kali ketika menghadapi masalah respon yang diambil dengan memikirkan masalah tersebut secara berlebihan tanpa mencari solusi.
Perlu untuk diketahui bahwa setiap individu memiliki jalan sukses yang berbeda-beda.  Kesuksesanmu hanya tertunda sehingga teruslah optimis untuk mencapai sukses tersebut. Rasa  optimis dapat menjadi penguat diri dalam menghadapi stess kehidupan (Dian: 2018)

Untuk saat ini, cobalah untuk menikmati masa-masa pra sukses yang dialami.Nikmati masa-masa skripsian saat ini, nanti setelah selesai wisuda ada masanya akan merindukan masa-masa itu dan tentunya harus bersiap-siap memasuki fase sulit selanjutnya yaitu mencari pekerjaan. 

Setelah lulus, masih belum mendapatkan pekerjaan, nikmati saja masa-masa penganguran tersebut. Setelah mendapatkan pekerjaan tentunya jatah waktu luang akan berkurang. Kepadatan jam kerja yang dirasakan nanti menimbulkan keinginan istirahat/liburan sedang sebelumnya seluruh waktu adalah istirahat/liburan.  

Nah, buat yang sampai saat ini belum menemukan pasangan hidup, jangan bersedih nikmati saja masa-masa menyendiri saat ini. Meski belum mendapatkan pasangan hidup, masih banyak hal-hal yang bermanfaat yang dapat dilakukan saat ini.

Sobat, ketika menghadapi masalah respon pertama yang harus diambil jangan terlalu memikirkan masalah tersebut. Memikirkan masalah secara berlebihan dapat menjadi masalah baru buat kamu. Sembari mencari solusi, nikmati saja masa-masa kamu saat ini. Jangan pernah membandingkan kehidupanmu dengan orang lain. Pada prinsipnya semua manusia itu memiliki masalah. Perbedaanya tergantung pada respon masing-masing individu tersebut.
Untuk masalah yang dihadapi saat ini, yakinlah setiap masalah selalu berbarengan dengan solusi dan hebatnya, beban masalah telah disesuaikan dengan kadar kemampuan masing-masing individu.

Menjadi kebiasaan sebagian kita, ketika menghadapi masalah hanya mengandalkan kemampuan diri atau menggantungkan harapan terhadap orang lain. Sebagai individu yang mempercayai adanya kuasa Allah, lantas apa yang membuat keraguan pada diri untuk menyerahkan semua masalah kepada-Nya. Rasa percaya pada Tuhan dapat menjadi sumber kekuatan pada diri untuk menghadapi semua masalah yang ada (Dian:2018). 

Ketika harapan sukses yang selama ini belum tercapai, jangan langsung berkecil hati. Kamu tidak gagal hanya saja masih tertunda teruslah optimis dan berpikir positif. Akhirnya ketika seseorang mempertanyaan terkait kesuksesan tertundamu saat ini. Dengan keyakinan bahwa ada Allah bersamamu, kamu dapat menjawab dengan jawaban Kenapa Rupanya?

Penulis: Siti Eni Aisyah Simbolon, Mahasiswa Pascasarjana Program Studi IIS (Interdiciplinary Islamic Studies)
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta


 
.:: Home | Politik | Peristiwa | Ekbis | Lingkungan | Sport | Hukum | Kesehatan | Iptek | Foto | Galeri | Index ::.
Copyright 2011-2020 RiauKita.com, All Rights Reserved | Redaksi | Info Iklan | Disclaimer Reserved Powered By www.riaukita.com